THE POWER BEHIND ENTERPRENEUR
THE
POWER BEHIND ENTERPRENEUR
“TAK ADA GADING YANG TAK RETAK”
Tidak
ada kesempurnaan yang dimiliki oleh apapun, siapapun di alam semesta ini,
kecuali milik Tuhan Semesta Alam. Begitu pula dengan ebook dan penulisnya ini
yang takkan mungkin bisa
sempurna
seperti harapan pembaca sekalian. Namun dari setitik yang bisa saya berikan ini
semoga dapat menjadi motivasi, renungan, inspirasi, dan ilmu yang bermanfaat
bagi anda dan saya.
Salam
Enterpreneur,
Dambaan
setiap manusia tentunya ingin berjaya di masa depan. Karir yang tinggi,
kebebasan financial, jaminan kesehatan, keluarga harmonis, sosial masyarakat
yang baik, dan masa tua yang tenang tanpa kekhawatiran. Namun dalam
pencapaiannya bukanlah sesuatu yang instan melainkan memerlukan perjuangan yang
gigih dan konsisten. Berbagai macam kendala, masalah bahkan kegagalan pasti
datang menguji kita. Dan kendala terbesar justru bersemayam dari dalam diri
kita sendiri. Tuhan menciptakan semua mahluknya dengan berpasangan. Dia
menciptakan siang dan malam, surga dan neraka, laki laki dan perempuan,
penyakit dan obatnya, masalah dan solusinya. Tidak akan ada masalah yang tidak
berikut disertai jalan keluarnya. Ebook ini memberikan wacana seputar wirausaha
sebagai solusi bagi mereka yang tidak menentu di dalam karirnya. Ebook ini
membakar semangat dan keyakinan kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi
kita untuk meraih kesuksesan. Jika Anda tidak percaya, segeralah membaca ebook
ini dengan penuh perasaan dan perhatikan apa yang terjadi.
APAKAH
ANDA MENGGADAIKAN WAKTU SELAMA INI ?
Terkadang
kita tidak pernah menyadari bahwa bintang-bintang dilangit itu bergerak,
matahari berjalan dari timur ke barat, pohon tumbuh bertambah tinggi, jarum jam
yang terus berputar, serta
bertambah
panjangnya kuku tangan kita 0.00012 cm per hari. Kita cenderung mempunyai pola
pikir statis dan tidak menyadari perubahan dalam hidup kita. Dan sering kali
kita terkejut karena waktu berlalu tanpa kita sadari. Lupa waktu, itulah
kerugian yang teramat besar jika kita kehilangan waktu. Dan itu mengindikasikan
bahwa hari-hari yang kita lalui tiada berkesan, tiada berbekas.
Sisihkanlah
waktu kita untuk merenungkan tentang apa yang telah kita capai dalam hidup ini.
Tentang bagaimana kehidupan kita 5 tahun ke depan ? Apakah sudah tercapai
kondisi financial yang aman ? Apakah karir kita sudah mencapai titik puncak ?
Bagaimana akan membahagiakan orang-orang yang kita sayangi ? Berbuatlah yang
terbaik untuk kelangsungan hidupmu seakan engkau hidup selamanya. Dan hargailah
waktu dan hidupmu karena ia hanya datang sekali saja.
Sebagian
besar dari kita adalah seorang karyawan kantoran. Yang bekerja di bawah naungan
manajemen sebuah perusahaan, instansi, lembaga pemerintah atau swasta. Apakah
kita sudah mencintai pekerjaan kita dan menikmati setiap waktu yang berlalu di
ruang kerja kita ? Mungkin hanya segelintir orang yang sudah merasa enjoy dan
savety dengan dunia profesinya. Dan sebagian besar mungkin larut bekerja siang
malam namun tidak ada rasa yang bisa dinikmatinya. Bayangkan saja, selama 8
hingga 12 jam bahkan lebih, disetiap harinya dilalui dengan jenuhnya rutinitas,
pressing yang tinggi, berinteraksi dengan komunitas yang sama, memeras fisik
dan otak hanya untuk kepentingan kesejahteraan bos kita. Ditambah lagi
lingkungan kerja yang tidak kondusif dan harapan jenjang karir yang nol besar.
Bagaimana dengan janji-janji manis, penghargaan atau pengharapan yang adil
untuk kita ? Kita hanya bisa mengandalkan gaji yang segitu-segitu saja.
Kalaupun ada kenaikan gaji hanya sebatas selisih kenaikan UMR plus sedikit
bonus, itupun 1 th sekali. Bahkan uang transport dan uang makan pun tidak
layak. Biaya untuk hidup terus terbang melambung, sedangkan penghasilan kita
hanya merayap lemah gemulai. Terkadang belum juga gajian, kas rumah tangga
sudah krisis moneter. Penginnya sih bisa weekend sekeluarga ke TRANS STUDIO
Bandung, tapi buat belanja dapur aja ngirit. Tiap hari memeras keringat,
membanting tulang hanya untuk sesuap nasi, whoozzaa…. benar-benar hal yang
sangat merugikan. Keringat diperas habis, tulang dibanting-banting, cuma dapat sesuap
nasi.
Kondisi
itu kita pertahankan hingga bertahun-tahun. Alangkah sangat disayangkan, betapa
banyak waktu yang telah kita gadaikan demi pengharapan yang semu itu. Time
is Money, memang benar pepatah ini menggambarkan betapa berharganya waktu
itu dengan kata uang sebagai kiasannya. Bahkan sebetulnya teramat berharganya
waktu itu hingga tidak bisa kita nilai dengan uang. Uang yang hilang masih bisa
kita cari, akan tetapi jika waktu yang hilang, hendak kemana kita mencari ?
Jika yang saya gambarkan ini terjadi pada diri Anda, berarti Anda telah
menggadaikan waktu Anda yang teramat berharga. Dalam kondisi ini memang sangat
rentan akan kesalahan dalam pengambilan sebuah keputusan. Maksud saya demikian,
terkadang kita memang menyadari bahwa kita memang berada dalam kesulitan secara
financial. Seperti halnya karir atau pekerjaan yang tidak memberikan kepuasan
income terhadap kita. Dan kita tidak bisa serta merta untuk meninggalkan karir
kita dengan tanpa kejelasan prospek akan alternatif lainnya. Jika kita salah
mengambil keputusan justru akan menenggelamkan kita lebih jauh ke dalam
permasalahan. Untuk menemukan jawaban dari permasalahan kita ini, akan saya
ilustrasikan dengan sebuah teka teki sederhana. Jika anda mampu menyelesaikannya
berarti anda telah memahami konsep dari ebook ini.
Anda
mungkin telah mengenal teka teki ini, namun jika belum anda perlu mencobanya.
Tantangannya adalah coba anda hubungkan 9 titik tersebut dengan 4 buah garis
lurus yang tidak terputus di setiap garisnya. (Maksudnya 4 garis lurus tersebut
anda buat dengan tidak mengangkat pena anda dari kertasnya). Silahkan mencoba.
Tak
selalu seseorang yang memiliki ijazah tinggi dapat menjadi jaminan masa depan
yang cerah.
Hanya
saja dengan bekal pengetahuan yang lebih, kita menjadi lebih siap menghadapi tantangan
hidup. Berapa juta mahasiswa yang tidak mendapat jatah lapangan kerja di
Indonesia ? dan berapa juta lagi bertambah setiap tahunnya deret antrian
pencari kerja ? Patut menjadi bahan pemikiran yang positif untuk kita
semua dan mengajak kita untuk mulai berpikir
dengan paradigma yang baru. Berharap kepada pemerintah, perusahaan,
atau institusi mengenai permasalahan tersebut adalah
abstrak
belaka. Seperti pepatah “Bagaikan mencari benang hitam, di dalam kolam, jam satu malam, pas
lampu padam”. Sungguh tidak bisa kita mengharapkan kesuksesan kepada orang lain
atau berharap dikasihani kepada orang lain. Segeralah bersiap diri untuk
melintasi rel kuadran yang baru dari seorang kuli, karyawan, staff, pegawai
atau bawahan menjadi seorang pimpinan, juragan, bos, atau direktur. Saya cuplik
dari perkataan Mario Teguh, “Barang siapa yang tidak mengutamakan hal
yang penting-penting, maka dia akan bertemu dengan hal yang genting-genting”.
Kesuksesan
tidak akan datang menyalami kita. Kitalah yang harus menemuinya sendiri. Jika
kita mencari-cari sebuah kesempatan, berarti kita keliru. Karena kesempatan
emas ada di dalam diri kita sendiri. Bukan tergantung dari kondisi lingkungan,
lowongan kerja di media, kemujuran atau pertolongan orang lain. Dimanapun kita
berada kita bisa mengambil kesempatan itu. Yang kita perlukan adalah
mengoptimalkan apa yang kita miliki sekarang. Kemudian kombinasikan dengan
situasi yang menurut kita menguntungkan, maka terjadilah sebuah kesempatan. Jika
kita merasa banyak cita-cita kita yang belum terwujud dalam hidup ini, maka
janganlah cepat merasa puas dengan apa yang kita dapatkan sekarang. Tidak cepat
merasa puas adalah bentuk motivasi diri agar kita terus maju dan maju. Namun
tetap mensyukuri apapun hasil yang kita dapatkan sebagai penutup sebuah
perjuangan sekecil apapun itu agar rasa positif thinking dan optimis tetap
terjaga demi menyambut sebuah harapan. Bukan “puas” yang dikonotasikan seperti
“Nrimo, sendiko dawuh, mangan ora mangan asal kumpul” (Nrimo : bahasa jawa yang
artinya mengalah karena
ketidakberdayaan).
Itu adalah slogan keputusasaan warisan leluhur yang keliru.
Sekarang
kita berada di zaman merdeka, spirit kita pun harus merdeka, jangan konvensional
alias kuno alias “katrok” (kata Mas Tukul). Jangan sampai jiwa kita terus
terkekang oleh perasaan pasrah dan tidak berani ambil resiko. Puas dengan
menjadi kuli di sebuah perusahaan seumur hidup, puas tenggelam dalam rutinitas
kerja dengan mengabaikan waktu-waktu bernilai bersama keluarga tercinta, puas
dengan gairah yang cemen dan loyo tanpa pengembangkan diri dan kreatifitas,
puas telah membuang energi dengan percuma untuk menanggapi slentingan miring
orang disekitar kita, puas dengan kehidupan pas-pasan dan masa depan yang
remang-remang. Semua hal “puas” yang tidak membangun dalam rencana kemajuan
hidup harus segera kita lenyapkan. Kesuksesan sebenarnya sudah ada didalam diri
kita masing-masing, hanya saja kita tidak mengetahui cara untuk
membangkitkannnya. Karena itu jangan menyalahkan siapapun dengan kondisi ini.
Sementara jika kita masih berdiam diri dan hanya bisa mengeluh tentang kondisi
kita, maka otak kitalah yang akan
penuh
kebuntuan ide dan mematikan daya kreatifitas. Otak yang sering diisi dengan
hal-hal negative hanya akan menebar energi negative disekitar kita. Lalu alam
akan memberikan feedback energi negative tersebut dalam kapasitas yang lebih
besar kepada diri kita. Optimalkan potensi dan kapabilitas dalam diri kita dan
segera take positif action. Dan wirausaha adalah sebuah take positif
action
tersebut.
KEKUATAN
DIBALIK WIRAUSAHA
Dalam
bab ini selanjutnya akan dijabarkan tujuh kekuatan yang ditemukan dalam diri seorang
wirausahawan. Membekali diri dengan mindset yang kuat dan konsistensi untuk
terus melangkah adalah bekal utama untuk memasuki perjalanan panjang di dunia
wirausaha. Berikut tujuh kekuatan dibalik seorang wirausaha :
1.
MERUBAH TAKDIR
Jika
umur dan takdir mengijinkan, sebuah tuntutan untuk hidup mandiri sudah pasti
akan kita temui. Membina rumahtangga yang berkecukupan secara financial,
memiliki jaminan kesehatan, mempunyai rumah idaman, memberikan pendidikan yang
bermutu dan setinggi-tingginya untuk anak kita, membantu orangtua dan mertua,
memiliki tabungan untuk hari tua, dan sebagainya ….
Alangkah
idealnya hidup yang demikian. Akan tetapi jika yang terjadi sebaliknya, saya
berasal dari keluarga petani yang pas-pasan secara financial, saya beruntung
bisa tamat sekolah dasar, saya tidak bisa meraih pekerjaan sesuai impian saya,
akhirnya saya bergelut dengan pekerjaan yang seadanya itu hingga tak terasa
usia saya menginjak 40 th, seakan terlena dengan prinsip “nrimo”, bahtera
rumahtangga saya lalui dengan susah payah, rumah ngontrak, gaji pun hanya
datang dan pergi, bayar cicilan ini itu, pusing jika ada anggota keluarga yang
sakit, …… dan segudang problematika hidup lainnya. Belum lagi jika kita diuji
dengan adanya Pensiun atau PHK, pasti terbesit di dalam kerutan kening kita,
“Besok, anak isteri saya bisa makan nggak ?” Apakah kondisi ini memadamkan
gairah kita untuk terus berjuang? Saya Tidak ! Saya ingin menjadi individu yang
bisa menentukan sendiri jalan takdir saya. Dengan memiliki harapan dan optimis
kita mempunyai alasan untuk terus berjuang dan menemukan jalan keluar dari
setiap masalah. Hidup ini sungguh berharga dan tidak ada yang sia-sia. “Change
your own destiny”.
Dengan
memiliki harapan membuat kita merancangkan langkah-langkah tepat untuk
kehidupan kita. Memikirkan tentang apa yang akan kita jalani ke depan, target apa
saja yang mesti tercapai beberapa skala waktu ke depan dan selalu ingat “berapa
umur saya sekarang ?”. Kita bukan hendak mencari rizki, akan tetapi menjemput
rizki yang sebenarnya sudah tersedia. Maka bangunkanlah
sukses
dalam diri kita yang selama ini tertidur pulas. Berjuang, gapailah rizkimu dengan
nilai-nilai yang luhur dan dengan semangat yang teguh. “And
we’ll keep on fighting till the end……”, begitu sebaris lirik Freddy
Mercury “Queen”. Kita telah bangkit dari keterpurukan ini dan tidak akan mengulang
kegagalan masa lalu.
Saat
kecil saya senang sekali bermain layang-layang. Saya mengerti bahwa arah angin
yang bertiup tidaklah bisa kita ubah. Tetapi bagaimana kita menghadap dan
memposisikan layang-layang agar bisa mendapatkan dorongan angin sehingga
layang-layang itu bisa terbang ke angkasa. Begitulah
strategi
untuk kita mengubah takdir. Bukan arah angin yang harus kita salahkan, akan
tetapi justru diri kitalah yang harus berubah. Jika kita sungguhsungguh berjuang
untuk melakukan perubahan, yakinlah justru takdir yang akan mendorong kita
lebih cepat ke tujuan. Kegagalan atau kesuksesan yang akan kita raih di masa
depan sama sekali bukan karena takdir seperti arah angin yang mutlak. Itu semua
adalah tentang bagaimana kita memilih jalan hidup, apakah ingin jadi pemenang
atau pecundang. Hendak menghadap kearah mana pola hidup kita agar angin takdir
yang bertiup mampu
menghempaskan
layang-layang harapan kita menuju angkasa kesuksesan.
2.
JIWA WIRAUSAHA
Persaingan
global, kurangnya lapangan pekerjaan, tingginya angka penganguran dan
kemiskinan, pendidikan yang mahal, layanan kesehatan yang tidak terjangkau
rakyat kecil, melambungnya harga sembako dan BBM, dapat menjadi barometer bahwa
seakan negara ini sudah kehabisan energi untuk memproduktifitaskan masyarakatnya.
Jika begitu kita saja yang menciptakan energi itu, kenapa tidak? Untuk menjadi
wirausahawan yang sukses tidak selalu berawal dari background pendidikan yang
tinggi. Juga tidak ada jaminan bahwa ijazah yang kita raih akan disambut dengan
pekerjaan idaman. Mereka yang telah sukses di dunia wirausaha bukanlah type
orang yang suka menyia-nyiakan waktu untuk menunggu sebuah inspirasi. Mereka
terus mencari inspirasi dengan bekerja, learning spirit dan kegigihan
(persistensi) yang luar biasa. Menganalisa setiap peluang, mengasah terus skill
dan berani mengambil keputusan. Terkadang kita tersadar sejenak jika diingatkan
tentang hal diatas, akan tetapi kembali lagi seperti semula tidak lama
kemudian. Kebanyakan orang hanya menunggu inspirasi itu datang, menunggu
diberikan modal untuk berwirausaha, menunggu diberikan pekerjaan yang enak,
menunggu dikasihani orang lain, menunggu kebagian warisan, malah akhirnya
menunggu ajal tiba. George Bernard Shaw menegaskan, “Kebanyakan
orang selalu menyalahkan keadaan atas nasib yang mereka terima. Orang yang
berhasil di dunia ini adalah orang yang berjalan tegak dan mencari keadaan yang
mereka inginkan, dan jika mereka tidak menemukannya, mereka menciptakannya.” Modal
utama
berwirausaha
adalah kemauan / motivasi. Adalah keliru jika kita menuntut lingkungan untuk
memotivasi diri kita. Tak lain hanya diri kitalah yang bertanggungjawab
sepenuhnya atas pasang surutnya motivasi dalam jiwa kita. Di dalam kegiatan
semacam motivation training, begitu penuh semangat dan visi pernyataan dari
para motivator. Semua usaha untuk mengetuk pintu motivasi diri kita takkan
berguna jika kita tidak berkenan membukanya. Karena kita bertanggungjawab atas
kesuksesan kita sendiri, maka bangunkan motivasi diri kita sendiri. Motivasi
dalam jiwa yang terus dipupuk akan menjadi energi positif yang mendorong
terciptanya imajinasi dan ide. Ide tersebut kemudian diaplikasikan dalam bentuk
langkah konkret untuk mengupayakan agar ide tersebut bisa terwujud. Kita
terkadang tidak menyadari bahwa kekuatan imajinasi mampu mengalahkan logika.
Siapa yang menyangka bahwa Niel Amstrong akhirnya mampu menginjakkan kaki di
bulan ? Bukankah itu semua berawal dari imajinasi ?
3.
KAYA IMAJINASI DAN IDE
Ingat,
hampir semua tokoh dunia yang mewariskan penemuan-penemuan hebat adalah seorang
pemimpi. Thomas Alva Edison dengan bola lampunya, Albert Enstein dengan teori
Energi Atomnya, Columbus dengan benua Amerikanya, dan masih banyak tokoh yang
lainnya. Banyak yang bisa kita kerjakan dengan mengoptimalkan kemampuan otak kita.
Kita akan menjadi besar jika berpikir besar, dan menjadi kecil jika kita
berpikiran kecil. Maka dari itu bermimpilah hal-hal yang besar, dengan begitu
kita telah meletakkan keberhasilan yang besar di dalam pikiran kita. Menurut
saya tidak ada yang salah dengan istilah “cebol nggayuh lintang”.
Maksudnya orang yang berbadan pendek ingin meraih bintang, itu adalah mimpi
yang sempurna. Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa manusia normal hanya
menggunakan kurang dari lima persen kapasitas otaknya. Kekuatan super chip
paling mutakhir sepanjang zaman ini berada di dalam otak kita. Hanya saja kita
cepat puas dengan hanya menggunakan lima persen. Bayangkan bila kapasitas kerja
otak kita tingkatkan lagi.
Sadarilah
bahwa modal wirausaha yang paling penting dan termurah adalah imajinasi dan
ide. Kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membuat otak kita berfikir,
mencari ide, berimajinasi, berandai-andai, mencari solusi, merancang suatu hal,
dll. Bahkan pada saat tidurpun otak kita terkadang menemukan jawaban dari
sebuah persoalan melalui mimpi. Pikiran kita mempunyai telaga yang luas tak
terbatas akan ide-ide dan terobosan. Biarkan otak kita bekerja untuk kita
dengan menghasilkan imajinasi, ide, kreatifitas, solusi. Dan jauhkan otak kita
dari rasa takut, bimbang, stress, apalagi putus asa. Ada sebuah perumpamaan,
jika kita memasukkan sesendok pasir ke dalam segelas air bening dan aduklah
dengan cepat, apa yang terjadi ? Air menjadi keruh karena butiran pasir yang
terbawa pusaran memenuhi ruang di dalam gelas. Kita tidak bisa mendapatkan
beningnya air dan warna air menjadi kecoklatan bukan ? Dan sekarang berhentilah
mengaduk dan biarlah air dengan perlahan menghentikan pusarannya. Dengan tenang
dan rileks tunggulah lambat laun butiran pasir tersebut akan jatuh meluruh ke
dasar gelas,begitu pula partikel pasir yang juga lambat laun hilang mengendap.
Kita mulai bisa melihat air itu berubah warna menjadi bening kembali bukan ?
Seandainya gelas tadi adalah otak kita dan pasir tersebut adalah ribuan
persoalan yang ditampung di dalam otak kita, dan dipaksa berpikir dengan keras
memutar balik semua persoalan yang ada, hasilnya justru otak kita akan keruh /
error. Tenangkanlah sejenak ketegangan di otak kita dan biarkan persoalan itu meluruh,
maka kebeningan akan kembali kita dapatkan untuk melihat segala persoalan lebih
jelas. Setiap persoalan pasti ada pemecahannya. Pikiran selalu ada disetiap
tindakan dan sikap kita. Ia mempengaruhi disetiap sudut kehidupan kita. Saat
kita dalam suatu keheningan, dalam pejaman mata rasakanlah fenomena di pikiran
kita. Inspirasi, ide, imajinasi, perasaan, emosi semuanya berseliweran kesana
kemari, liar berkelebat di ruang benak kita. Jika kita dapat berkonsentrasi
menenangkan bayangan-bayangan pikiran yang berkelebat liar itu, mungkin saja kunci
jawaban dari persoalan hidup kita ada disana. Bagaimana caranya ? Kita bisa
mendapatkan situasi ketenangan tersebut pada frekuensi gelombang otak antara 4
– 13.9 Hertz. Didasarkan pada eksperimen para ahli neurolog dengan teknologi EEG
(Electro Encephalo
Gram),
bahwa pada wilayah frekuensi tersebut, otak kita dalam keadaan tenang, rileks,
meditatif, khusyu dan ikhlas. Kondisi ini akan membawa kita pada rasa optimis,
nyaman dan bahagia. Semakin rendah frekuensi tersebut maka semakin khusyu
pikiran kita dengan keheningan yang dalam (deepmeditation) bahkan mampu
menerjemahkan pesan-pesan nurani di alam bawah sadar kita. Kondisi ini yang
sering dialami oleh para sufi dan ulama saat mereka bertafakur di malam hari,
atau para biksu yang bertapa di tempat-tampat sunyi.
Proses
pembentukan rasa optimisme dalam pikiran kita akan berlangsung optimal saat
kita berada pada frekuensi ini. Banyak sekali input energi positif yang akan
mengalir di ruang sel otak kita dan akan terekam dengan baik. Dan efek positif
dari reaksi ini akan memberikan pengaruh yang sungguh besar yang bisa
mencetuskan ide-ide gemilang, pengambilan solusi yang jitu, dan penentuan sikap
kita saat menjalani proses menjadi seorang wirausaha.
4.
TAMPIL PERCAYAAN DIRI
Suatu
kisah, pada suatu hari ada sekelompok kaum berkumpul di tengah lapangan untuk
berdoa bersama memohon turunnya hujan. Lama mereka menunggu akan tetapi tidak
terlihat tanda-tanda akan turunnya hujan. Namun ada satu orang yang datang
dengan membawa payung. Itulah yang dimaksud dengan “ percaya diri”. Yang sering
kali kita dengar “Pede abiiisss….”.
“Kesempatan
anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar
kepercayaan anda pada diri sendiri” (Robert Collier).
Segala
usaha yang kita lakukan harus memiliki nafas keyakinan akan terjadinya perubahan
yang lebih baik. Teruslah tanamkan rasa percaya diri dan keyakinan bahwa semua
usaha kita tidak akan sia-sia. “You can, if you think you can”, kalimat
ini sering kita dengar dan sarat maknanya dalam membangun kepercayaan diri. Tanggalkanlah
segala doktrin miring dari teman, tetangga, saudara, keluarga, siapapun yang
mungkin meragukan potensi yang kita miliki. Terkadang kita sering berada dalam bayang-bayang
ketakutan untuk berwirausaha. Seolah wirausaha itu memiliki kesulitan tinggi
dan hanya untuk orang-orang tertentu. Padahal saat kita mulai melakukan
sesuatu, ternyata jalan itu terbuka dengan sendirinya. Maka dari itu lakukanlah
usaha sesuai kemampuan kita, karena setelah kita jalani akan
tampak
dengan jelas seberapa besar halangan yang kita takutkan. Dan belum tentu
sesulit yang kita pikirkan.
“Jangan
takut untuk mengambil satu langkah besar bila memang diperlukan. Anda tidak
bisa melompati sebuah jurang hanya dengan dua lompatan kecil.” (David Lloyd George)
Dahulu
saat kita masih bayi berumur 3 th. Ayah kita tentu pernah bercanda dengan
melemparkan tubuh kita ke udara, dan kita justru tertawa kegirangan. Kenapa
saat itu kita bisa merasa yakin bahwa ayah kita akan menangkap tubuh kita
sehingga tidak terjatuh ke lantai ? Seandainya keyakinan kita seperti itu terhadap
datangnya pertolongan dari Yang Maha Berdaya, maka pertolongan itupun nyata.
5.
SELALU OPTIMIS
Dalam
berwirausaha tidak ada kata terlambat, tidak punya kesempatan, keterbatasan
ruang dan waktu. Yang ada hanyalah siap atau tidak siapkah kita. Hidup ini
adalah pilihan. Bisa saja kita memilih diam tanpa berupaya untuk mengambil
kebaikan, meskipun kebaikan berada satu jengkal dari tapak kaki kita. Atau
dengan optimis kita jemput kebaikan meskipun itu sejauh bintang kejora. Saat
kita tidur sebenarnya kita mengetahui bahwa tidak ada yang menjamin bahwa
apakah kita masih bisa bangun dan hidup pada esok hari. Karena mungkin saja
saat tidur ajal kita datang. Akan tetapi mengapa sebelum tidur selalu saja kita
merencanakan apa yang akan dilakukan pada esok pagi. Itu dikarenakan hati
nurani kita selalu optimis akan adanya harapan yang akan datang esok hari. Jika
Anda tidak yakin bahwa esok hari adalah harapan, mengapa mesti bangun pagi ?
Kita harus selalu bersyukur dan optimis bahwa setiap hari baru akan lebih baik
dari hari kemarin. Teruslah melangkah dengan keyakinan akan menjadi lebih baik.
6.
GIGIH DAN ULET
Kita
sering mengetahui event-event kerajinan, pameran, workshop, pasar rakyat atau
mal-mal khusus handicraft yang telah membuktikan dahsyatnya dunia wirausaha.
Bila kita cermati, dari bahan-bahan limbah yang seolah tak berharga bisa
menjadi sesuatu yang bernilai melalui sentuhan tangan emas para wirausahawan
sejati. Siapa yang menyangka jika bahan rumah tangga yang kadang kita buang,
kita abaikan, dan kita rasa tidak bernilai, ternyata bisa disulap menjadi
komoditas yang menguntungkan. Bahkan hingga menembus pasar mancanegara. Mulai
dari cangkang telor, kertas koran, ampas tahu, sedotan plastik, plastik bekas,
kain perca, pecahan kaca, kulit kerang, jerami, bahkan kotoran hewan sekalipun,
jika dimanfaatkan akan menjadi suatu peluang bisnis yang bisa menghasilkan
rupiah.
Mengapa
kita tidak becermin kepada para pebisnis tangguh yang telah sukses?
Mereka
sudah lepas dari level ketergantungan pada sistem, dan menjadi sistem itu
sendiri. Sementara kita masih sekedar menonton, membayangkan kerugian jika
gagal, memupuk keragu-raguan yang semakin menciutkan nyali kita, serta membentengi
kegagalan kita dengan beribu-ribu alasan. Jika kita menelusuri penyebab suatu
kegagalan, maka akan menghasilkan beribu-ribu alasan. Semakin kita mencari-cari
sebuah alasan hanya akan memupuk rasa pengingkaran dalam diri kita. Ini hanya
akan menjauhkan diri kita dari keberhasilan. Pernahkah anda melihat seorang
penambang timah di daratan pulau Bangka? Mereka menggali tanah hingga
bersumur-sumur.
Belasan
meter dia gali hanya untuk mengangkut lumpur berpasir ke permukaan. Dari lumpur
berpasir itu kemudian disaring dan dialiri air untuk dipisahkan lumpur dari
pasirnya. Kemudian dengan kegigihan ia saring kembali pasir yang ringan dengan
yang berat karena pasir yang berat mengandung logam. Disisir dengan teliti
pasir yang ringan untuk dibuang. Tak jemu ia lakukan hingga tersisa pasir yang
berat dan hitam, itulah biji timah. Akhirnya ia menuai keberhasilan. Kegagalan
itu seperti halnya pasir dan lumpur yang menyembunyikan biji timah. Bila kita
terus gigih mencarinya dan berani menepis alasan-alasan maka kita akan
menemukan kesempatan di dalamnya. Mencari alasan untuk pengingkaran sebuah
kegagalan sama dengan membuang pasir dan lumpur beserta logam mulia di
dalamnya.
Kuncinya
adalah kegigihan dan keuletan. Wirausahawan tentu mempunyai kompetensi untuk
menganalisa peluang-peluang yang ada di lingkungan sekitarnya. Adakah hal-hal
yang dapat diambil manfaatnya bagi pengembangan usaha kita. Mereka senantiasa
mempersiapkan rencana-rencana dengan matang dan tidak gegabah mengambil
keputusan. Dan kadang kala tidak selalu
berhasil
sesuai target, akan tetapi kegagalan itu menjadi pembelajaran baginya. Bekerja
keras adalah nafasnya dan pantang menyerah adalah denyut jantungnya.
7.
KEBAL TERHADAP KEGAGALAN
Kata
“gagal” di dalam dunia wirausaha banyak sekali memiliki arti.
Gagal mencoba sesuatu yang besar itu lebih terhormat dari pada mempertahankan
sesuatu yang kecil (Mario Teguh),
Hanya mereka yang berani gagal yang akan memperoleh keberhasilan
(Robert.F. Kennedy),
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah
(Thomas Alva Edison)
Kegagalan adalah satu-satunya kesempatan untuk memulai lagi dengan
lebih cerdik
(Henry Ford)
Kegagalan
adalah teman bagi seorang wirausaha. Mengapa demikian ? Seorang wirausaha yang
sukses telah berkali-kali bertemu dengan kegagalan dan mereka tetap survive,
percaya diri untuk bisa melewati saat-saat krisis. Mereka tak henti-hentinya
mencari solusi agar bisa bertahan. Tahukah Anda dengan Thomas Alva Edison ?
Sang penemu listrik. Beliau akhirnya dapat menemukan formulasi listrik pada
percobaannya yang ke 1000 kalinya. Bisa kita bayangkan bagaimana jika beliau
menyerah pada percobaannya yang ke-999 kali ? Maka kemungkinan dunia akan gelap
gulita hingga sekarang. Kepercayaan diri yang kuat untuk tetap survive meskipun
telah 999 kali mengalami kegagalan itulah nilai yang mesti kita tauladani.
“Bersikaplah
kukuh seperti batu karang yang tak putus-putusnya diterjang
ombak.
Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah
ombak
itu”.
(by
Marcus Aurelius).
Jadilah
seseorang yang sanggup untuk meredam pedihnya kegagalan. Barusaja mengalami
satu kegagalan lantas kita menjadi depresi dan berpikiran negatif. Hal seperti
itu tidaklah menghasilkan jalan keluar, justru hanya membuat pikiran kita
berputar-putar pada lorong persoalan yang tak berujung. Dan di dalam kegagalan
itu pasti ada sisi baiknya. Kemudian kita belajar dari kesalahan itu dan jangan
sampai terjadi kesalahan kedua pada kesempatan berikutnya. Dengan demikian disetiap
kegagalan justru akan menambah performa kita lebih mantap dan tangguh. Go with
the flow, seseorang yang optimis akan selalu menemukan kesempatan baru di
pahitnya setiap kegagalan. Bukankah hanya di kegelapan malam kita dapat
menemukan cahaya bintang ?
No comments :
Post a Comment