TAB MENU

THE POWER BEHIND ENTERPRENEUR


THE POWER BEHIND ENTERPRENEUR


THE POWER BEHIND ENTERPRENEUR
 “TAK ADA GADING YANG TAK RETAK”
Tidak ada kesempurnaan yang dimiliki oleh apapun, siapapun di alam semesta ini, kecuali milik Tuhan Semesta Alam. Begitu pula dengan ebook dan penulisnya ini yang takkan mungkin bisa
sempurna seperti harapan pembaca sekalian. Namun dari setitik yang bisa saya berikan ini semoga dapat menjadi motivasi, renungan, inspirasi, dan ilmu yang bermanfaat bagi anda dan saya.

Salam Enterpreneur,

Dambaan setiap manusia tentunya ingin berjaya di masa depan. Karir yang tinggi, kebebasan financial, jaminan kesehatan, keluarga harmonis, sosial masyarakat yang baik, dan masa tua yang tenang tanpa kekhawatiran. Namun dalam pencapaiannya bukanlah sesuatu yang instan melainkan memerlukan perjuangan yang gigih dan konsisten. Berbagai macam kendala, masalah bahkan kegagalan pasti datang menguji kita. Dan kendala terbesar justru bersemayam dari dalam diri kita sendiri. Tuhan menciptakan semua mahluknya dengan berpasangan. Dia menciptakan siang dan malam, surga dan neraka, laki laki dan perempuan, penyakit dan obatnya, masalah dan solusinya. Tidak akan ada masalah yang tidak berikut disertai jalan keluarnya. Ebook ini memberikan wacana seputar wirausaha sebagai solusi bagi mereka yang tidak menentu di dalam karirnya. Ebook ini membakar semangat dan keyakinan kita bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi kita untuk meraih kesuksesan. Jika Anda tidak percaya, segeralah membaca ebook ini dengan penuh perasaan dan perhatikan apa yang terjadi.

APAKAH ANDA MENGGADAIKAN WAKTU SELAMA INI ?

Terkadang kita tidak pernah menyadari bahwa bintang-bintang dilangit itu bergerak, matahari berjalan dari timur ke barat, pohon tumbuh bertambah tinggi, jarum jam yang terus berputar, serta
bertambah panjangnya kuku tangan kita 0.00012 cm per hari. Kita cenderung mempunyai pola pikir statis dan tidak menyadari perubahan dalam hidup kita. Dan sering kali kita terkejut karena waktu berlalu tanpa kita sadari. Lupa waktu, itulah kerugian yang teramat besar jika kita kehilangan waktu. Dan itu mengindikasikan bahwa hari-hari yang kita lalui tiada berkesan, tiada berbekas.
Sisihkanlah waktu kita untuk merenungkan tentang apa yang telah kita capai dalam hidup ini. Tentang bagaimana kehidupan kita 5 tahun ke depan ? Apakah sudah tercapai kondisi financial yang aman ? Apakah karir kita sudah mencapai titik puncak ? Bagaimana akan membahagiakan orang-orang yang kita sayangi ? Berbuatlah yang terbaik untuk kelangsungan hidupmu seakan engkau hidup selamanya. Dan hargailah waktu dan hidupmu karena ia hanya datang sekali saja.
Sebagian besar dari kita adalah seorang karyawan kantoran. Yang bekerja di bawah naungan manajemen sebuah perusahaan, instansi, lembaga pemerintah atau swasta. Apakah kita sudah mencintai pekerjaan kita dan menikmati setiap waktu yang berlalu di ruang kerja kita ? Mungkin hanya segelintir orang yang sudah merasa enjoy dan savety dengan dunia profesinya. Dan sebagian besar mungkin larut bekerja siang malam namun tidak ada rasa yang bisa dinikmatinya. Bayangkan saja, selama 8 hingga 12 jam bahkan lebih, disetiap harinya dilalui dengan jenuhnya rutinitas, pressing yang tinggi, berinteraksi dengan komunitas yang sama, memeras fisik dan otak hanya untuk kepentingan kesejahteraan bos kita. Ditambah lagi lingkungan kerja yang tidak kondusif dan harapan jenjang karir yang nol besar. Bagaimana dengan janji-janji manis, penghargaan atau pengharapan yang adil untuk kita ? Kita hanya bisa mengandalkan gaji yang segitu-segitu saja. Kalaupun ada kenaikan gaji hanya sebatas selisih kenaikan UMR plus sedikit bonus, itupun 1 th sekali. Bahkan uang transport dan uang makan pun tidak layak. Biaya untuk hidup terus terbang melambung, sedangkan penghasilan kita hanya merayap lemah gemulai. Terkadang belum juga gajian, kas rumah tangga sudah krisis moneter. Penginnya sih bisa weekend sekeluarga ke TRANS STUDIO Bandung, tapi buat belanja dapur aja ngirit. Tiap hari memeras keringat, membanting tulang hanya untuk sesuap nasi, whoozzaa…. benar-benar hal yang sangat merugikan. Keringat diperas habis, tulang dibanting-banting, cuma dapat sesuap nasi.
Kondisi itu kita pertahankan hingga bertahun-tahun. Alangkah sangat disayangkan, betapa banyak waktu yang telah kita gadaikan demi pengharapan yang semu itu. Time is Money, memang benar pepatah ini menggambarkan betapa berharganya waktu itu dengan kata uang sebagai kiasannya. Bahkan sebetulnya teramat berharganya waktu itu hingga tidak bisa kita nilai dengan uang. Uang yang hilang masih bisa kita cari, akan tetapi jika waktu yang hilang, hendak kemana kita mencari ? Jika yang saya gambarkan ini terjadi pada diri Anda, berarti Anda telah menggadaikan waktu Anda yang teramat berharga. Dalam kondisi ini memang sangat rentan akan kesalahan dalam pengambilan sebuah keputusan. Maksud saya demikian, terkadang kita memang menyadari bahwa kita memang berada dalam kesulitan secara financial. Seperti halnya karir atau pekerjaan yang tidak memberikan kepuasan income terhadap kita. Dan kita tidak bisa serta merta untuk meninggalkan karir kita dengan tanpa kejelasan prospek akan alternatif lainnya. Jika kita salah mengambil keputusan justru akan menenggelamkan kita lebih jauh ke dalam permasalahan. Untuk menemukan jawaban dari permasalahan kita ini, akan saya ilustrasikan dengan sebuah teka teki sederhana. Jika anda mampu menyelesaikannya berarti anda telah memahami konsep dari ebook ini.
Anda mungkin telah mengenal teka teki ini, namun jika belum anda perlu mencobanya. Tantangannya adalah coba anda hubungkan 9 titik tersebut dengan 4 buah garis lurus yang tidak terputus di setiap garisnya. (Maksudnya 4 garis lurus tersebut anda buat dengan tidak mengangkat pena anda dari kertasnya). Silahkan mencoba.
Tak selalu seseorang yang memiliki ijazah tinggi dapat menjadi jaminan masa depan yang cerah.
Hanya saja dengan bekal pengetahuan yang lebih, kita menjadi lebih siap menghadapi tantangan hidup. Berapa juta mahasiswa yang tidak mendapat jatah lapangan kerja di Indonesia ? dan berapa juta lagi bertambah setiap tahunnya deret antrian pencari kerja ? Patut menjadi bahan pemikiran yang positif untuk kita semua dan mengajak kita untuk mulai berpikir dengan paradigma yang baru. Berharap kepada pemerintah, perusahaan, atau institusi mengenai permasalahan tersebut adalah
abstrak belaka. Seperti pepatah “Bagaikan mencari benang hitam, di dalam kolam, jam satu malam, pas lampu padam”. Sungguh tidak bisa kita mengharapkan kesuksesan kepada orang lain atau berharap dikasihani kepada orang lain. Segeralah bersiap diri untuk melintasi rel kuadran yang baru dari seorang kuli, karyawan, staff, pegawai atau bawahan menjadi seorang pimpinan, juragan, bos, atau direktur. Saya cuplik dari perkataan Mario Teguh, “Barang siapa yang tidak mengutamakan hal yang penting-penting, maka dia akan bertemu dengan hal yang genting-genting”.
Kesuksesan tidak akan datang menyalami kita. Kitalah yang harus menemuinya sendiri. Jika kita mencari-cari sebuah kesempatan, berarti kita keliru. Karena kesempatan emas ada di dalam diri kita sendiri. Bukan tergantung dari kondisi lingkungan, lowongan kerja di media, kemujuran atau pertolongan orang lain. Dimanapun kita berada kita bisa mengambil kesempatan itu. Yang kita perlukan adalah mengoptimalkan apa yang kita miliki sekarang. Kemudian kombinasikan dengan situasi yang menurut kita menguntungkan, maka terjadilah sebuah kesempatan. Jika kita merasa banyak cita-cita kita yang belum terwujud dalam hidup ini, maka janganlah cepat merasa puas dengan apa yang kita dapatkan sekarang. Tidak cepat merasa puas adalah bentuk motivasi diri agar kita terus maju dan maju. Namun tetap mensyukuri apapun hasil yang kita dapatkan sebagai penutup sebuah perjuangan sekecil apapun itu agar rasa positif thinking dan optimis tetap terjaga demi menyambut sebuah harapan. Bukan “puas” yang dikonotasikan seperti “Nrimo, sendiko dawuh, mangan ora mangan asal kumpul” (Nrimo : bahasa jawa yang artinya mengalah karena
ketidakberdayaan). Itu adalah slogan keputusasaan warisan leluhur yang keliru.
Sekarang kita berada di zaman merdeka, spirit kita pun harus merdeka, jangan konvensional alias kuno alias “katrok” (kata Mas Tukul). Jangan sampai jiwa kita terus terkekang oleh perasaan pasrah dan tidak berani ambil resiko. Puas dengan menjadi kuli di sebuah perusahaan seumur hidup, puas tenggelam dalam rutinitas kerja dengan mengabaikan waktu-waktu bernilai bersama keluarga tercinta, puas dengan gairah yang cemen dan loyo tanpa pengembangkan diri dan kreatifitas, puas telah membuang energi dengan percuma untuk menanggapi slentingan miring orang disekitar kita, puas dengan kehidupan pas-pasan dan masa depan yang remang-remang. Semua hal “puas” yang tidak membangun dalam rencana kemajuan hidup harus segera kita lenyapkan. Kesuksesan sebenarnya sudah ada didalam diri kita masing-masing, hanya saja kita tidak mengetahui cara untuk membangkitkannnya. Karena itu jangan menyalahkan siapapun dengan kondisi ini. Sementara jika kita masih berdiam diri dan hanya bisa mengeluh tentang kondisi kita, maka otak kitalah yang akan
penuh kebuntuan ide dan mematikan daya kreatifitas. Otak yang sering diisi dengan hal-hal negative hanya akan menebar energi negative disekitar kita. Lalu alam akan memberikan feedback energi negative tersebut dalam kapasitas yang lebih besar kepada diri kita. Optimalkan potensi dan kapabilitas dalam diri kita dan segera take positif action. Dan wirausaha adalah sebuah take positif
action tersebut.

KEKUATAN DIBALIK WIRAUSAHA
Dalam bab ini selanjutnya akan dijabarkan tujuh kekuatan yang ditemukan dalam diri seorang wirausahawan. Membekali diri dengan mindset yang kuat dan konsistensi untuk terus melangkah adalah bekal utama untuk memasuki perjalanan panjang di dunia wirausaha. Berikut tujuh kekuatan dibalik seorang wirausaha :

1. MERUBAH TAKDIR
Jika umur dan takdir mengijinkan, sebuah tuntutan untuk hidup mandiri sudah pasti akan kita temui. Membina rumahtangga yang berkecukupan secara financial, memiliki jaminan kesehatan, mempunyai rumah idaman, memberikan pendidikan yang bermutu dan setinggi-tingginya untuk anak kita, membantu orangtua dan mertua, memiliki tabungan untuk hari tua, dan sebagainya ….
Alangkah idealnya hidup yang demikian. Akan tetapi jika yang terjadi sebaliknya, saya berasal dari keluarga petani yang pas-pasan secara financial, saya beruntung bisa tamat sekolah dasar, saya tidak bisa meraih pekerjaan sesuai impian saya, akhirnya saya bergelut dengan pekerjaan yang seadanya itu hingga tak terasa usia saya menginjak 40 th, seakan terlena dengan prinsip “nrimo”, bahtera rumahtangga saya lalui dengan susah payah, rumah ngontrak, gaji pun hanya datang dan pergi, bayar cicilan ini itu, pusing jika ada anggota keluarga yang sakit, …… dan segudang problematika hidup lainnya. Belum lagi jika kita diuji dengan adanya Pensiun atau PHK, pasti terbesit di dalam kerutan kening kita, “Besok, anak isteri saya bisa makan nggak ?” Apakah kondisi ini memadamkan gairah kita untuk terus berjuang? Saya Tidak ! Saya ingin menjadi individu yang bisa menentukan sendiri jalan takdir saya. Dengan memiliki harapan dan optimis kita mempunyai alasan untuk terus berjuang dan menemukan jalan keluar dari setiap masalah. Hidup ini sungguh berharga dan tidak ada yang sia-sia. “Change your own destiny”.
Dengan memiliki harapan membuat kita merancangkan langkah-langkah tepat untuk kehidupan kita. Memikirkan tentang apa yang akan kita jalani ke depan, target apa saja yang mesti tercapai beberapa skala waktu ke depan dan selalu ingat “berapa umur saya sekarang ?”. Kita bukan hendak mencari rizki, akan tetapi menjemput rizki yang sebenarnya sudah tersedia. Maka bangunkanlah
sukses dalam diri kita yang selama ini tertidur pulas. Berjuang, gapailah rizkimu dengan nilai-nilai yang luhur dan dengan semangat yang teguh. “And we’ll keep on fighting till the end……”, begitu sebaris lirik Freddy Mercury “Queen”. Kita telah bangkit dari keterpurukan ini dan tidak akan mengulang kegagalan masa lalu.
Saat kecil saya senang sekali bermain layang-layang. Saya mengerti bahwa arah angin yang bertiup tidaklah bisa kita ubah. Tetapi bagaimana kita menghadap dan memposisikan layang-layang agar bisa mendapatkan dorongan angin sehingga layang-layang itu bisa terbang ke angkasa. Begitulah
strategi untuk kita mengubah takdir. Bukan arah angin yang harus kita salahkan, akan tetapi justru diri kitalah yang harus berubah. Jika kita sungguhsungguh berjuang untuk melakukan perubahan, yakinlah justru takdir yang akan mendorong kita lebih cepat ke tujuan. Kegagalan atau kesuksesan yang akan kita raih di masa depan sama sekali bukan karena takdir seperti arah angin yang mutlak. Itu semua adalah tentang bagaimana kita memilih jalan hidup, apakah ingin jadi pemenang atau pecundang. Hendak menghadap kearah mana pola hidup kita agar angin takdir yang bertiup mampu
menghempaskan layang-layang harapan kita menuju angkasa kesuksesan.

2. JIWA WIRAUSAHA
Persaingan global, kurangnya lapangan pekerjaan, tingginya angka penganguran dan kemiskinan, pendidikan yang mahal, layanan kesehatan yang tidak terjangkau rakyat kecil, melambungnya harga sembako dan BBM, dapat menjadi barometer bahwa seakan negara ini sudah kehabisan energi untuk memproduktifitaskan masyarakatnya. Jika begitu kita saja yang menciptakan energi itu, kenapa tidak? Untuk menjadi wirausahawan yang sukses tidak selalu berawal dari background pendidikan yang tinggi. Juga tidak ada jaminan bahwa ijazah yang kita raih akan disambut dengan pekerjaan idaman. Mereka yang telah sukses di dunia wirausaha bukanlah type orang yang suka menyia-nyiakan waktu untuk menunggu sebuah inspirasi. Mereka terus mencari inspirasi dengan bekerja, learning spirit dan kegigihan (persistensi) yang luar biasa. Menganalisa setiap peluang, mengasah terus skill dan berani mengambil keputusan. Terkadang kita tersadar sejenak jika diingatkan tentang hal diatas, akan tetapi kembali lagi seperti semula tidak lama kemudian. Kebanyakan orang hanya menunggu inspirasi itu datang, menunggu diberikan modal untuk berwirausaha, menunggu diberikan pekerjaan yang enak, menunggu dikasihani orang lain, menunggu kebagian warisan, malah akhirnya menunggu ajal tiba. George Bernard Shaw menegaskan, “Kebanyakan orang selalu menyalahkan keadaan atas nasib yang mereka terima. Orang yang berhasil di dunia ini adalah orang yang berjalan tegak dan mencari keadaan yang mereka inginkan, dan jika mereka tidak menemukannya, mereka menciptakannya.” Modal utama
berwirausaha adalah kemauan / motivasi. Adalah keliru jika kita menuntut lingkungan untuk memotivasi diri kita. Tak lain hanya diri kitalah yang bertanggungjawab sepenuhnya atas pasang surutnya motivasi dalam jiwa kita. Di dalam kegiatan semacam motivation training, begitu penuh semangat dan visi pernyataan dari para motivator. Semua usaha untuk mengetuk pintu motivasi diri kita takkan berguna jika kita tidak berkenan membukanya. Karena kita bertanggungjawab atas kesuksesan kita sendiri, maka bangunkan motivasi diri kita sendiri. Motivasi dalam jiwa yang terus dipupuk akan menjadi energi positif yang mendorong terciptanya imajinasi dan ide. Ide tersebut kemudian diaplikasikan dalam bentuk langkah konkret untuk mengupayakan agar ide tersebut bisa terwujud. Kita terkadang tidak menyadari bahwa kekuatan imajinasi mampu mengalahkan logika. Siapa yang menyangka bahwa Niel Amstrong akhirnya mampu menginjakkan kaki di bulan ? Bukankah itu semua berawal dari imajinasi ?

3. KAYA IMAJINASI DAN IDE
Ingat, hampir semua tokoh dunia yang mewariskan penemuan-penemuan hebat adalah seorang pemimpi. Thomas Alva Edison dengan bola lampunya, Albert Enstein dengan teori Energi Atomnya, Columbus dengan benua Amerikanya, dan masih banyak tokoh yang lainnya. Banyak yang bisa kita kerjakan dengan mengoptimalkan kemampuan otak kita. Kita akan menjadi besar jika berpikir besar, dan menjadi kecil jika kita berpikiran kecil. Maka dari itu bermimpilah hal-hal yang besar, dengan begitu kita telah meletakkan keberhasilan yang besar di dalam pikiran kita. Menurut saya tidak ada yang salah dengan istilah “cebol nggayuh lintang”. Maksudnya orang yang berbadan pendek ingin meraih bintang, itu adalah mimpi yang sempurna. Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa manusia normal hanya menggunakan kurang dari lima persen kapasitas otaknya. Kekuatan super chip paling mutakhir sepanjang zaman ini berada di dalam otak kita. Hanya saja kita cepat puas dengan hanya menggunakan lima persen. Bayangkan bila kapasitas kerja otak kita tingkatkan lagi.
Sadarilah bahwa modal wirausaha yang paling penting dan termurah adalah imajinasi dan ide. Kita tidak perlu mengeluarkan biaya untuk membuat otak kita berfikir, mencari ide, berimajinasi, berandai-andai, mencari solusi, merancang suatu hal, dll. Bahkan pada saat tidurpun otak kita terkadang menemukan jawaban dari sebuah persoalan melalui mimpi. Pikiran kita mempunyai telaga yang luas tak terbatas akan ide-ide dan terobosan. Biarkan otak kita bekerja untuk kita dengan menghasilkan imajinasi, ide, kreatifitas, solusi. Dan jauhkan otak kita dari rasa takut, bimbang, stress, apalagi putus asa. Ada sebuah perumpamaan, jika kita memasukkan sesendok pasir ke dalam segelas air bening dan aduklah dengan cepat, apa yang terjadi ? Air menjadi keruh karena butiran pasir yang terbawa pusaran memenuhi ruang di dalam gelas. Kita tidak bisa mendapatkan beningnya air dan warna air menjadi kecoklatan bukan ? Dan sekarang berhentilah mengaduk dan biarlah air dengan perlahan menghentikan pusarannya. Dengan tenang dan rileks tunggulah lambat laun butiran pasir tersebut akan jatuh meluruh ke dasar gelas,begitu pula partikel pasir yang juga lambat laun hilang mengendap. Kita mulai bisa melihat air itu berubah warna menjadi bening kembali bukan ? Seandainya gelas tadi adalah otak kita dan pasir tersebut adalah ribuan persoalan yang ditampung di dalam otak kita, dan dipaksa berpikir dengan keras memutar balik semua persoalan yang ada, hasilnya justru otak kita akan keruh / error. Tenangkanlah sejenak ketegangan di otak kita dan biarkan persoalan itu meluruh, maka kebeningan akan kembali kita dapatkan untuk melihat segala persoalan lebih jelas. Setiap persoalan pasti ada pemecahannya. Pikiran selalu ada disetiap tindakan dan sikap kita. Ia mempengaruhi disetiap sudut kehidupan kita. Saat kita dalam suatu keheningan, dalam pejaman mata rasakanlah fenomena di pikiran kita. Inspirasi, ide, imajinasi, perasaan, emosi semuanya berseliweran kesana kemari, liar berkelebat di ruang benak kita. Jika kita dapat berkonsentrasi menenangkan bayangan-bayangan pikiran yang berkelebat liar itu, mungkin saja kunci jawaban dari persoalan hidup kita ada disana. Bagaimana caranya ? Kita bisa mendapatkan situasi ketenangan tersebut pada frekuensi gelombang otak antara 4 – 13.9 Hertz. Didasarkan pada eksperimen para ahli neurolog dengan teknologi EEG (Electro Encephalo
Gram), bahwa pada wilayah frekuensi tersebut, otak kita dalam keadaan tenang, rileks, meditatif, khusyu dan ikhlas. Kondisi ini akan membawa kita pada rasa optimis, nyaman dan bahagia. Semakin rendah frekuensi tersebut maka semakin khusyu pikiran kita dengan keheningan yang dalam (deepmeditation) bahkan mampu menerjemahkan pesan-pesan nurani di alam bawah sadar kita. Kondisi ini yang sering dialami oleh para sufi dan ulama saat mereka bertafakur di malam hari, atau para biksu yang bertapa di tempat-tampat sunyi.
Proses pembentukan rasa optimisme dalam pikiran kita akan berlangsung optimal saat kita berada pada frekuensi ini. Banyak sekali input energi positif yang akan mengalir di ruang sel otak kita dan akan terekam dengan baik. Dan efek positif dari reaksi ini akan memberikan pengaruh yang sungguh besar yang bisa mencetuskan ide-ide gemilang, pengambilan solusi yang jitu, dan penentuan sikap kita saat menjalani proses menjadi seorang wirausaha.

4. TAMPIL PERCAYAAN DIRI
Suatu kisah, pada suatu hari ada sekelompok kaum berkumpul di tengah lapangan untuk berdoa bersama memohon turunnya hujan. Lama mereka menunggu akan tetapi tidak terlihat tanda-tanda akan turunnya hujan. Namun ada satu orang yang datang dengan membawa payung. Itulah yang dimaksud dengan “ percaya diri”. Yang sering kali kita dengar “Pede abiiisss….”.
“Kesempatan anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa besar kepercayaan anda pada diri sendiri” (Robert Collier).
Segala usaha yang kita lakukan harus memiliki nafas keyakinan akan terjadinya perubahan yang lebih baik. Teruslah tanamkan rasa percaya diri dan keyakinan bahwa semua usaha kita tidak akan sia-sia. “You can, if you think you can”, kalimat ini sering kita dengar dan sarat maknanya dalam membangun kepercayaan diri. Tanggalkanlah segala doktrin miring dari teman, tetangga, saudara, keluarga, siapapun yang mungkin meragukan potensi yang kita miliki. Terkadang kita sering berada dalam bayang-bayang ketakutan untuk berwirausaha. Seolah wirausaha itu memiliki kesulitan tinggi dan hanya untuk orang-orang tertentu. Padahal saat kita mulai melakukan sesuatu, ternyata jalan itu terbuka dengan sendirinya. Maka dari itu lakukanlah usaha sesuai kemampuan kita, karena setelah kita jalani akan
tampak dengan jelas seberapa besar halangan yang kita takutkan. Dan belum tentu sesulit yang kita pikirkan.
“Jangan takut untuk mengambil satu langkah besar bila memang diperlukan. Anda tidak bisa melompati sebuah jurang hanya dengan dua lompatan kecil.” (David Lloyd George)
Dahulu saat kita masih bayi berumur 3 th. Ayah kita tentu pernah bercanda dengan melemparkan tubuh kita ke udara, dan kita justru tertawa kegirangan. Kenapa saat itu kita bisa merasa yakin bahwa ayah kita akan menangkap tubuh kita sehingga tidak terjatuh ke lantai ? Seandainya keyakinan kita seperti itu terhadap datangnya pertolongan dari Yang Maha Berdaya, maka pertolongan itupun nyata.

5. SELALU OPTIMIS
Dalam berwirausaha tidak ada kata terlambat, tidak punya kesempatan, keterbatasan ruang dan waktu. Yang ada hanyalah siap atau tidak siapkah kita. Hidup ini adalah pilihan. Bisa saja kita memilih diam tanpa berupaya untuk mengambil kebaikan, meskipun kebaikan berada satu jengkal dari tapak kaki kita. Atau dengan optimis kita jemput kebaikan meskipun itu sejauh bintang kejora. Saat kita tidur sebenarnya kita mengetahui bahwa tidak ada yang menjamin bahwa apakah kita masih bisa bangun dan hidup pada esok hari. Karena mungkin saja saat tidur ajal kita datang. Akan tetapi mengapa sebelum tidur selalu saja kita merencanakan apa yang akan dilakukan pada esok pagi. Itu dikarenakan hati nurani kita selalu optimis akan adanya harapan yang akan datang esok hari. Jika Anda tidak yakin bahwa esok hari adalah harapan, mengapa mesti bangun pagi ? Kita harus selalu bersyukur dan optimis bahwa setiap hari baru akan lebih baik dari hari kemarin. Teruslah melangkah dengan keyakinan akan menjadi lebih baik.

6. GIGIH DAN ULET
Kita sering mengetahui event-event kerajinan, pameran, workshop, pasar rakyat atau mal-mal khusus handicraft yang telah membuktikan dahsyatnya dunia wirausaha. Bila kita cermati, dari bahan-bahan limbah yang seolah tak berharga bisa menjadi sesuatu yang bernilai melalui sentuhan tangan emas para wirausahawan sejati. Siapa yang menyangka jika bahan rumah tangga yang kadang kita buang, kita abaikan, dan kita rasa tidak bernilai, ternyata bisa disulap menjadi komoditas yang menguntungkan. Bahkan hingga menembus pasar mancanegara. Mulai dari cangkang telor, kertas koran, ampas tahu, sedotan plastik, plastik bekas, kain perca, pecahan kaca, kulit kerang, jerami, bahkan kotoran hewan sekalipun, jika dimanfaatkan akan menjadi suatu peluang bisnis yang bisa menghasilkan rupiah.
Mengapa kita tidak becermin kepada para pebisnis tangguh yang telah sukses?
Mereka sudah lepas dari level ketergantungan pada sistem, dan menjadi sistem itu sendiri. Sementara kita masih sekedar menonton, membayangkan kerugian jika gagal, memupuk keragu-raguan yang semakin menciutkan nyali kita, serta membentengi kegagalan kita dengan beribu-ribu alasan. Jika kita menelusuri penyebab suatu kegagalan, maka akan menghasilkan beribu-ribu alasan. Semakin kita mencari-cari sebuah alasan hanya akan memupuk rasa pengingkaran dalam diri kita. Ini hanya akan menjauhkan diri kita dari keberhasilan. Pernahkah anda melihat seorang penambang timah di daratan pulau Bangka? Mereka menggali tanah hingga bersumur-sumur.
Belasan meter dia gali hanya untuk mengangkut lumpur berpasir ke permukaan. Dari lumpur berpasir itu kemudian disaring dan dialiri air untuk dipisahkan lumpur dari pasirnya. Kemudian dengan kegigihan ia saring kembali pasir yang ringan dengan yang berat karena pasir yang berat mengandung logam. Disisir dengan teliti pasir yang ringan untuk dibuang. Tak jemu ia lakukan hingga tersisa pasir yang berat dan hitam, itulah biji timah. Akhirnya ia menuai keberhasilan. Kegagalan itu seperti halnya pasir dan lumpur yang menyembunyikan biji timah. Bila kita terus gigih mencarinya dan berani menepis alasan-alasan maka kita akan menemukan kesempatan di dalamnya. Mencari alasan untuk pengingkaran sebuah kegagalan sama dengan membuang pasir dan lumpur beserta logam mulia di dalamnya.
Kuncinya adalah kegigihan dan keuletan. Wirausahawan tentu mempunyai kompetensi untuk menganalisa peluang-peluang yang ada di lingkungan sekitarnya. Adakah hal-hal yang dapat diambil manfaatnya bagi pengembangan usaha kita. Mereka senantiasa mempersiapkan rencana-rencana dengan matang dan tidak gegabah mengambil keputusan. Dan kadang kala tidak selalu
berhasil sesuai target, akan tetapi kegagalan itu menjadi pembelajaran baginya. Bekerja keras adalah nafasnya dan pantang menyerah adalah denyut jantungnya.

7. KEBAL TERHADAP KEGAGALAN
Kata “gagal” di dalam dunia wirausaha banyak sekali memiliki arti.
Gagal mencoba sesuatu yang besar itu lebih terhormat dari pada mempertahankan sesuatu yang kecil (Mario Teguh),
Hanya mereka yang berani gagal yang akan memperoleh keberhasilan
(Robert.F. Kennedy),
Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang-orang tidak menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka menyerah
(Thomas Alva Edison)
Kegagalan adalah satu-satunya kesempatan untuk memulai lagi dengan lebih cerdik
(Henry Ford)
Kegagalan adalah teman bagi seorang wirausaha. Mengapa demikian ? Seorang wirausaha yang sukses telah berkali-kali bertemu dengan kegagalan dan mereka tetap survive, percaya diri untuk bisa melewati saat-saat krisis. Mereka tak henti-hentinya mencari solusi agar bisa bertahan. Tahukah Anda dengan Thomas Alva Edison ? Sang penemu listrik. Beliau akhirnya dapat menemukan formulasi listrik pada percobaannya yang ke 1000 kalinya. Bisa kita bayangkan bagaimana jika beliau menyerah pada percobaannya yang ke-999 kali ? Maka kemungkinan dunia akan gelap gulita hingga sekarang. Kepercayaan diri yang kuat untuk tetap survive meskipun telah 999 kali mengalami kegagalan itulah nilai yang mesti kita tauladani.
“Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tak putus-putusnya diterjang
ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah
ombak itu”.
(by Marcus Aurelius).
Jadilah seseorang yang sanggup untuk meredam pedihnya kegagalan. Barusaja mengalami satu kegagalan lantas kita menjadi depresi dan berpikiran negatif. Hal seperti itu tidaklah menghasilkan jalan keluar, justru hanya membuat pikiran kita berputar-putar pada lorong persoalan yang tak berujung. Dan di dalam kegagalan itu pasti ada sisi baiknya. Kemudian kita belajar dari kesalahan itu dan jangan sampai terjadi kesalahan kedua pada kesempatan berikutnya. Dengan demikian disetiap kegagalan justru akan menambah performa kita lebih mantap dan tangguh. Go with the flow, seseorang yang optimis akan selalu menemukan kesempatan baru di pahitnya setiap kegagalan. Bukankah hanya di kegelapan malam kita dapat menemukan cahaya bintang ?

No comments :

Post a Comment